Pax et Bonum

Kamis, 29 Oktober 2020

INJIL

Injil (bahasa Yunani: ευαγγέλιον, euangelion – yang berarti Kabar Baik; bahasa Arab: إنجيل‎, Injīl; bahasa Inggris: Gospel). Injil berarti pewartaan rasuli tentang hidup dan karya Yesus terutama wafat dan kebangkitannya yang merupakan kabar baik. Mulanya Injil belum berarti tulisan melainkan kabar baik lisan. Baru pada abad kedua dipakai utuk menyebut kitab tertulis. 

Proses terbentuknya Injil:

TAHAP 1 : Hidup publik Yesus sebagai asal-usul 

TAHAP 2 : Pengalaman para murid tentang terang Kebangkitan melihat pribadi Yesus yang baru 

TAHAP 3 : Terbentuknya tradisi-tradisi dengan pembahasan, penulisan, dan penerusan tentang kebangkitan tersebut 

TAHAP 4 : Pengumpulan tradisi-tradisi serta cerita-cerita yang beredar mengenai kisah sengsara, kisah mukjizat, perumpaan-perumpaan, kisah asal-usul serta kehidupan Yesus bersama para murid oleh para penginjil 

Kitab-Kitab Injil terdiri dari empat buku yaitu Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Keempat Injil ini sebagian besar berisi cerita-cerita yang langsung mengenai Yesus. Semua Injil itu berhenti dengan berita atau cerita tentang Yesus yang menampakkan diri setelah wafat dan di salib dan bangkit dari dunia orang mati.  

Injil Sinoptik 

Dari keempat Injil, ada Kitab yang dikategorikan sebagai Injil Sinoptik yaitu Matius, Markus, Lukas. Kata sinoptik berasal dari kombinasi dari bahasa Yunani συν (syn = bersama) dan οψις (opsis = melihat) untuk menandakan bahwa isi dari ketiga Injil tersebut dapat dilihat berdampingan. Karena ketiga Injil tadi hampir bersamaan dan ada kemiripannya maka disebut Injil Sinoptik. Injil sinoptik sering kali menulis kisah yang sama tentang Yesus, tetapi dengan penjelasan dan panjang yang berbeda, tetapi memiliki urutan yang sama dan banyak menggunakan kata yang sama. 

Matius di tempatkan pertama bukan karena kitab ini di tulis lebih dahulu, tetapi dalam garis penggenapan injil sesuai dengan amanat Yesus Kristus. Jemaat menempatkan Injil dalam bimbingan Roh Kudus dan dalam rangka penggenapan amanat Kisah Para Rasul 1:8. Gereja telah menempatkan kitab Injil Matius sebagai yang pertama yang dialamatkan kepada orang Yahudi. Kemudian di susul dengan Injil Markus yang pencampuran Yahudi dan Romawi (Samaria) dan dialamatkan kepada bangsa Yahudi yang ada di Roma yang kebanyakan juga campuran Yahudi dan Romawi. Lukas ditempatkan di urutan ke-tiga yaitu kitab yang dialamatkan kepada bangsa Yunani. Dengan demikian penyusunan kitab telah di susun sedemikian rupa dan di bawah bimbingan Roh Kudus, demi penggenapan rencana Allah.

Kamis, 22 Oktober 2020

SAKRAMEN EKARISTI

    


 Ekaristi adalah sakramen yang sering dikatakan sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani. Dalam tradisi Kristen sering juga disebut : korban misa, perjamuan Tuhan, ibadat ilahi, komuni kudus. Ekaristi adalah perjamuan sakramental, kesatuan dalam Tubuh dan Darah Kristus, kenangan akan kematian dan kebangkitan-Nya, doa syukur, korban, dan tanda Kerajaan Allah. Pada saat imam selesai mengatakan "inilah Tubuhku" dan "inilah Darahku" Tuhan secara nyata dan ajaib sungguh-sungguh mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah-Nya. Kejadian inilah yang disebut sebagai "transubstansi yang mengakibatkan perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus. 

    Yesus sungguh hadir di dalam Ekaristi dan itu  bukanlah hanya sekadar SIMBOL untuk menyatakan bahwa Yesus telah hadir. Sehingga, janganlah kita menganggap roti dan anggur yang telah dikonsekrasi hanya melambangkan Tubuh dan Darah Kristus melainkan telah mengalami transubstansi menjadi Tubuh dan Darah Kristus sepenuhnya. 

    Ekaristi disebut sebagai sumber dan puncak kekayaan kehidupan Kristiani. Gereja Katolik mengajarkan bahwa kurban salib Kristus hanya terjadi sekali untuk selama-lamanya (Ibr 9:28). Kristus tidak disaibkan kembali di dalam setiap saat misa kudus, tetapi kurban yang satu dan sama itu dihadirkan kembali oleh kuasa Roh Kudus (KGK 1366). Hal itu dimungkinkan karena Yesus yang mengurbankan diri tidak terbatas oleh waktu dan kematian. 

Rabu, 14 Oktober 2020

Allah Tritunggal


Allah adalah tiga-dalam-satu dengan tiap pribadi Tuhan adalah Allah yang sama dengan selalu dan sepenuhnya. Masing-masing diperlukan, dan masing-masing berbeda, tetapi semuanya adalah satu. Ketiga pribadi ini muncul dalam urutan yang bersifat sebab-akibat dan Logis. Bapa adalah yang tak nampak, sumber dari segala sesuatu, dinyatakan dalam dan oleh Putra, diejawantahkan dalam dan oleh Roh Kudus. Putra bermula dari Bapa dan Roh dari Putra. Mengacu pada penciptaan Tuhan, Bapa adalah pemikiran di atas semua itu, Putra adalah Sabda yang memanggilnya keluar, dan Roh adalah perbuatan yang menyebabkannya menjadi kenyataan. Kita melihat "Tuhan" dan penyelamatan agung-Nya dalam Putra, Tuhan Yesus Kristus, kemudian "mengalami" kenyataan mereka dalam iman, melalui kehadiran Roh Kudus-Nya. 

Berikut ini adalah Dogma tentang Tritunggal Maha Kudus menurut Katekismus Gereja Katolik, yang telah berakar dari jaman jemaat awal:

  1. Tritunggal adalah Allah yang satu. ((Lihat KGK 253)) Pribadi ini tidak membagi-bagi ke-Allahan seolah masing-masing menjadi sepertiga, namun mereka adalah ‘sepenuhnya dan seluruhnya’. Bapa adalah yang sama seperti Putera, Putera yang sama seperti Bapa; dan Bapa dan Putera adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah dengan kodrat yang sama. Karena kesatuan ini, maka Bapa seluruhnya ada di dalam Putera, seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Putera seluruhnya ada di dalam Bapa, dan seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Roh Kudus ada seluruhnya di dalam Bapa, dan seluruhnya di dalam Putera.
  2. Ketiga Pribadi ini berbeda secara real satu sama lain, yaitu di dalam hal hubungan asalnya: yaitu Allah Bapa yang ‘melahirkan’, Allah Putera yang dilahirkan, Roh Kudus yang dihembuskan. ((Lihat KGK 254))
  3. Ketiga Pribadi ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Perbedaan dalam hal asal tersebut tidak membagi kesatuan ilahi, namun malah menunjukkan hubungan timbal balik antar Pribadi Allah tersebut. Bapa dihubungkan dengan Putera, Putera dengan Bapa, dan Roh Kudus dihubungkan dengan keduanya. Hakekat mereka adalah satu, yaitu Allah. ((Lihat KGK 255))

Doktrin Tritunggal tidak secara lengkap menjelaskan tentang karakter Allah yang bersifat misteri. Sebaliknya, doktrin ini memberikan perbatasan yang tidak boleh kita langkahi. Doktrin ini menjelaskan batas pemikiran kita yang terbatas. Doktrin Tritunggal menuntut kita untuk setia pada wahyu ilahi yang menyatakan bahwa dalam satu pengertian Allah adalah esa dan dalam pengertian lain Dia dalah tiga.

  • Doktrin Tritunggal meneguhkan kesatuan Allah di dalam tiga pribadi
  • Doktrin Tritunggal bukan merupakan suatu kontradiksi; Allah memiliki satu esensi dan tiga pribadi.
  • Alkitab meneguhkan baik keesaan Allah dan keilahian dari Bapa, Anak dan Roh Kudus.
  • Ketiga pribadi di dalam Tritunggal dibedakan melalui karya yang dilakukan oleh Bapa, Anak dan Roh Kudus.
  • Doktrin Tritunggal memberikan batasan kepada spekulasi manusia tentang natur Allah.